Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Ternyata Ada Beberapa Cara Untuk Membahagiakan Diri Sendiri

Ternyata Ada Beberapa Cara Untuk  Membahagiakan Diri Sendiri   adalah hak Anda. Tak perlu menunggu perasaan menyenangkan ini didatangkan oleh pihak lain. Anda bisa menciptakan rasa bahagia untuk diri sendiri. Hilangkan energi negatif dari dalam diri dengan menjalani sembilan strategi. Anda bisa membahagiakan diri sendiri dengan strategi yang disarikan SELF dari buku The Nine Rooms of Happiness: Loving Yourself, Finding Your Purpose and Getting Over Life's Imperfections, karangan Lucy Danziger and Catherine Birndorf, MD. Yang Pertama Filter diri Boleh jadi masa kecil atau masa remaja Anda begitu membahagiakan. Kehangatan keluarga ataupun berbagai hubungan atau peristiwa di masa lalu membuat Anda merindu masa lalu. Jika perlu Anda kembali ke masa-masa itu, karena cenderung tak menyukai keadaan saat ini.  Keinginan seperti ini wajar saja muncul. Freud menyebutnya screen memories yakni bahwa kita cenderung melakukan filter atas hidup kita melalui berbagai m...

PATIK NI HALAK BATAK

PATIK NI NA TONGKA TONGKA ALLANGON INDAHAN NI NAPINAROROT Pantang memakan makanan anak yang diasuh Tongka , pantang. Allang, makan, mangallang, memakan, indahan, nasi, napinarorot, yang diasuh. Pantang bagi pemimpin melakukan tindakan yang menyelewengkan hak-hak masyarakat yang mengakibatkan kemiskinan dan kelaparan. IJUR TARPISTAK, PAT TARDEGE, TONGKA MASIPAIHUTIHUTAN. Hindarkan melakukan kesalahan berturut-turut. Ijur, ludah. Tarpistak, muncrat. Pat, kaki. Tardege, terpijak. Masipaihutihutan, saling mengikuti. Ludah muncratkepada orang lain, dan kakinya pun dipijak adalah dua kesalahan sekaligus. Di ibaratkan kepada perbuatan/ucapan yang mencemari seseorang dan melakukan penganiayaan fisik (yang tidak disengaja). TONGKA DOHONON GOAR NI BAO Jangan menyebut nama ipar Dohonon, menyebut, memanggil. Goar, nama. Bao, ipar (perempuan vs laki-laki). Pesan ini termasuk untuk tidak sembarang menyebut nama-nama menurut etika adat batak. Menciptakan batasan kebebasan terhadap orang yang ...

PEMANGGILAN “APPARA/AMPARA” DAN PENEMPATANNYA

Gambar
Appara/Ampara adalah istilah yang digunakan bagi orang Batak, yang menunjukkan adanya hubungan yang dekat antara satu pihak dengan pihak lain di dalam orang Batak. Appara memiliki makna dalam istilah Batak ialah ‘Dongan Tubu’, jadi kata ‘Appara/Ampara’ digunakan bagi orang Batak yang memiliki marga yang sama, contohnya ; ketika si A yang bermarga Siadari bertemu dengan si B yang bermarga Siadari yang bertemu di perantauan misalnya dan belum diketahui sama sekali silsilah antara si A dengan si B sehingga mereka memanggil ‘Appara/Ampara’. Namun setelah mereka saling martarombo dan akhirnya diketahui setelah mereka martarombo bahwa misalnya si A adalah adalah adik dari si B, atau si B adalah Amanguda si B atau bahkan bisa saja si A adalah opung dari si B walaupun usia antara si A dan si B tidak terpaut terlalu jauh. Namun istilah Apara/Ampara bisa digunakan bagi lain marga namun satu pomparan dongan tubu, misalnya ; si C yang bermarga Sitio bertemu dengan si D yang bermarga Sidabuta...

Dalihan Natolu, Sistem Demokrasi Versi Batak

Gambar
  Dalihan Natolu sebagai system kekerabatan orang batak ternyata mempunyai nilai yang tidak kalah dengan system lain yang sangat populer saat ini, yaitu Demokrasi. “Dalihan Natolu” ini melambangkan sikap hidup orang batak dalam bermasyarakat. Sistem kekerabatan orang Batak menempatkan posisi seseorang secara pasti sejak dilahirkan hingga meninggal dalam 3 posisi yang disebut DALIHAN NA TOLU (bahasa Toba) atau TOLU SAHUNDULAN (bahasa Simalungun). Dalihan dapat diterjemahkan sebagai “tungku” dan “sahundulan” sebagai “posisi duduk”. Keduanya mengandung arti yang sama, ‘3 POSISI PENTING’ dalam kekerabatan orang Batak yang terdiri dari : HULA HULA atau TONDONG, yaitu kelompok orang orang yang posisinya “di atas”, yaitu keluarga marga pihak istri. Relasinya disebut SOMBA SOMBA MARHULA HULA yang berarti harus hormat kepada keluarga pihak istri. “Hula-Hula” adalah Orang tua dari wanita yang dinikahi oleh seorang pria, namun hula-hula ini dapat diartikan secara luas. Semua saud...

Upacara Adat Batak Untuk Orang Meninggal

Kematian merupakan peristiwa alami yang harus dialami oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Perbedaannya antara yang satu dengan yang lain adalah ada yang berumur pendek, ada yang berumur panjang. Demikian pula sejarah kehidupan manusia, ada yang berumur ratusan tahun ada pula yang meninggal sewaktu di dalam kandungan, ada yang begitu lahir ke dunia ini meninggal, ada yang didalam usia sekolah, remaja, dewasa, baru berumah tangga, dan seterusnya. Bagi orang batak, peristiwa meninggal, dibagi dalam dua bangian besar yaitu: Peristiwa seseorang yang meninggal sebagai Duka; dan peristiwa meninggal yang dianggap sebagai Suka Cita. Kriteria kedua perstiwa ini masih dibagi lagi dalam beberapa status yaitu: 1. Sebagai Duka (Tilaha); secara umum, semua orang yang meninggal di kala orang tuanya masih hidup, disebut tilaha. Orang tuanya disebut tilahaon. Ada tilahaon dimana anaknya yang meninggal belum menikah. Ada yang disebut Tilahaon Matua. Yaitu seseorang yang kehilangan anak (mening...